Menahan rasa rindu terhadap orang-orang terdekat bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Dalam era modern ini, mobilitas tinggi dan tuntutan pekerjaan sering kali memaksa banyak orang untuk berjauhan dari keluarga, pasangan, atau sahabat. Tidak jarang rasa kangen tersebut harus ditahan dalam waktu yang lama. Menurut berbagai penelitian, termasuk yang dilakukan oleh lembaga-lembaga terpercaya di Indonesia, menahan rasa rindu dalam jangka panjang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Dampak Stres dari Menahan Rindu
Sebuah penelitian dari Universitas Indonesia (UI) yang dipublikasikan pada 2023 mengungkapkan bahwa menahan perasaan rindu dapat memicu peningkatan kadar kortisol, hormon stres, dalam tubuh. Penelitian yang melibatkan 500 responden ini menunjukkan bahwa orang yang sering menahan rasa rindu memiliki kadar kortisol yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak menahan perasaan tersebut. Peningkatan kortisol ini dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan tidur, penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh, dan peningkatan risiko penyakit jantung.
Dr. Siti Nurhayati, seorang psikolog dari UI yang terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa kortisol adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal sebagai respons terhadap stres. “Ketika seseorang mengalami stres emosional yang intens dan berkepanjangan, seperti menahan rasa rindu, tubuh mereka memproduksi lebih banyak kortisol. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang serius,” ujarnya.
Efek Psikologis dari Rindu yang Tidak Tersalurkan
Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, menahan rindu juga memiliki efek psikologis yang signifikan. Menurut Dr. Andri Jatmiko, seorang psikiater dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), rasa kangen yang tidak tersalurkan bisa menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi. “Ketika seseorang merasa rindu tapi tidak bisa bertemu atau berkomunikasi dengan orang yang dirindukan, mereka bisa merasa sangat kesepian. Ini bisa memicu masalah psikologis seperti depresi dan kecemasan,” jelasnya.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia pada tahun 2022 juga mendukung temuan ini. Survei tersebut menemukan bahwa 65% responden yang merasa rindu tetapi tidak bisa mengekspresikannya atau bertemu dengan orang yang dirindukan mengalami peningkatan gejala depresi dan kecemasan. Hal ini menunjukkan bahwa menahan rindu bukanlah hal sepele dan bisa berdampak serius pada kesehatan mental seseorang.
Manifestasi Fisik dari Rindu yang Tidak Tersalurkan
Selain dampak psikologis, menahan rasa rindu juga bisa memicu gejala fisik. Penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2023 menemukan bahwa orang yang sering merasa rindu namun tidak bisa mengekspresikannya cenderung mengalami masalah fisik seperti sakit kepala, nyeri otot, dan gangguan pencernaan. Dr. Budi Santoso, seorang dokter spesialis penyakit dalam dari UGM, menjelaskan bahwa stres emosional yang berkepanjangan bisa mempengaruhi sistem saraf dan hormonal dalam tubuh, yang pada akhirnya berdampak pada kondisi fisik seseorang.
“Ketika seseorang merasa stres karena menahan rindu, sistem saraf mereka menjadi lebih sensitif dan reaktif. Ini bisa menyebabkan berbagai gejala fisik yang tidak nyaman,” kata Dr. Budi. “Oleh karena itu, penting untuk mencari cara untuk mengelola dan mengekspresikan perasaan rindu agar tidak berdampak negatif pada kesehatan.”
Comments are closed